Cinta, kata orang jatuh cinta itu dalam hitungan detik menit pun bisa. Padahal sesungguhnya jatuh cinta tidak seindah yang kita bayangkan sebelumnya. Pasti yang terpikirkan hanyalah dapat berdua dengan pujaan hati, kemana-mana selalu ada yang menemani, ada yang antar jemput dan ada yang memberikan perhatian dengan diri kita. Terperangkap dalam sebuah rayuan gombal, dan kepalsuan sebuah sugesti akan makna cinta. Mengapa ketika kita membahas dan merasakan hadirnya sebuah rasa cinta didalam hati selalu yang terbayang hanya yang indah-indah. Dapat kita buktikan ketika seseorang merasakan jatuh cinta pasti yang dikatakan adalah “indahnya jatuh cinta” tidak ada yang mengatakan “pahitnya jatuh cinta”. Memang tidak terpungkiri kehadiran si cinta dalam hati itu tanpa ada permintaan dari diri kita, bahkan terkadang kita bingung darimana cinta itu datang hingga membuat kita terjatuh dalam sebuah rasa yang namanya cinta. Jatuh, pada hakekatnya jika terjatuh itu maka akan sakit. Konsep jatuh disini beda dengan jatuh-jatuh ketika kita terjatuh secara fisik, jatuh dalam sebuah perasaan disini.
Tidak sadarkah bahwa cinta itu dapat membuat kita membumbung tinggi diangkasa dan kadang mampu membuat kita terjatuh hingga dibawah permukaan tanah. Cinta memang suatu yang indah pada awalnya, yang kita rasakan diawal jatuh cinta manis dan mempesona sebuah ikatan cinta. Sepasang kekasih mengalami siklus seperti kapal yang ada di lautan luas. Ketika masih berada dekat dengan daratan maka masih terasa nyaman perjalanannya, namun makin menjauh dan menjauh dari daratan maka akan merasakan terombang-ambingnya di lautan luas. Ibarat sebuah kapal, hubungan percintaan antar dua insan pun demikian. Mulanya indah, keseharian menjalani penuh dengan kemesraan dan pasti ditengah jalan akan teruji kekuatan cinta itu. Perlahan tapi pasti akan terbongkar bagaimana sesungguhnya kualitas hubungan percintaan.
0 komentar:
Posting Komentar