Rabu, 11 Januari 2012

Pendidikan Karakter Untuk Perbaikan Mahasiswa Indonesia

Dalam kajian budaya, nilai merupakan inti dari setiap kebudayaan. Dalam konteks ini, khususnya nilai-nilai moral yang merupakan sarana pengatur dari kehidupan bersama, sangat menentukan di dalam setiap kebudayaan. Terlebih lagi adanya transformasi etika global yang semakin bebas. Padahal tidak ke semua yang bersifat mendunia itu sesuai dengan karakter pribadi budaya kita. Mahasiswa saat ini mengalami multikrisis yang dimensional, dan krisis yang dirasakan sangat parah adalah krisis nilai-nilai moral.
Berbagai fenomena dan wacana-wacana sosial akhir-akhir ini membahas gejala di kalangan mahasiswa khususnya. Permasalahan etika dan moral yang selalu diperbincangkan. Fenomena perilaku anarkis, perusakan, pertikaian, tawuran antarmahasiswa, serta hubungan antarpribadi yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai etika dan sopan santun menjadi suatu keprihatinan di bangsa kita.
Suatu keadaan yang memprihatinkan mahasiswa yang toleran, jujur, lemah-lembut, sopan-santun, tidak saling menyakiti serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etika dan moral mulai sulit ditemukan. Gejala dan trend yang tampak di kalangan mahasiswa menunjukan bahwa mereka mengabaikan budi pekerti dan tata krama pergaulan, yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab. Mereka saat ini lebih terbiasa dengan tata krama yang berlawanan dengan budayanya sendiri. Seakan-akan nilai-nilai moral yang dimiliki dari kebudayaannya sendiri adalah suatu yang zaman dulu, ketinggalan zaman. Bahkan merupakan sesuatu yang harus ditinggalkan. Krisis etika dan moral yang terjadi saat ini telah memporak-porandakan tata nilai budaya serta masyarakat.
Salah satu strategi yang tepat untuk membentuk karakter mahasiswa yaitu melalui pendidikan karakter. Dengan pendidikan karakter ini mahasiswa dapat menjadi individu-individu berkarakter baik. Mahasiswa dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuataan moral dalam hidupnya. Penerapan pendidikan karakter bukan hanya pada ranah kognitif, melainkan harus berdampak positif terhadap ranah afektif yang berupa sikap dan perilaku mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Maka, sudah seharusnya pendidikan karakter dibangkitkan kembali. Pada hakikatnya pendidikan karakter ingin membentuk individu yang bermoral yang dapat memahami kebebasan serta tanggung jawab dalam relasinya dengan orang lain maupun dengan dunia di dalam komunitas pendidikan.
Suatu kebangkitan kembali dari perlunya nilai-nilai etika, moral, dan budi pekerti dewasa ini. Telah mulai timbul kecenderungan masyarakat untuk menyadari bahwa dalam masyarakat terdapat suatu kearifan mengenai adanya suatu moralitas dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, saat ini mulai dirintis adanya pendidikan karakter untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai moral dengan memberikan pembelajaran kepada mahasiswa agar mereka lebih menghargai nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter yang bertugas memproduksi pengetahuan dan nilai-nilai penting bagi generasi penerus bangsa. Pendidikan karakter dengan kurikulum yang merupakan refleksi dari budaya masyarakat itu sendiri.  Kurikulum merupakan alat untuk merealisasikan sistem pendidikan, sebagai salah satu dimensi dari kebudayaan. Implikasi dasarnya; program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial-budaya dalam masyarakat. Ini bukan hanya dimaksudkan untuk membudayakan anak didik, tetapi sejalan dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Pada pendidikan karakter sudah seharusnya ada upaya penghayatan untuk membuat nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan moral  dapat mendarah daging di setiap mahasiswa. Karena, pendidikan merupakan suatu instrument untuk mentrasmisikan kebudayaan pada masyarakat dan generasi baru. Selain itu, pendidikan juga bersifat mengawetkan kebudayaan, sehingga dapat membuat para generasi muda mahasiswa khususnya menjadi mahasiswa berbudaya.

2 komentar:

ayo galakkan pendidikan karakter dari sekolah dasar!!

Setuju tin, sepertinya akan lebih efektif.
Thu proposal peneletian kuantitatif yang kemarin dikumpulkan. Sepertinya akan saya ajukan saja untuk penelitian, supaya bisa menunjukan efektivitas pendidikan karakter untuk SD dan tahu berpa tingkat keberhasilannya.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More