Ragam budaya yang disuguhkan di Yogyakarta menjadikan kota ini dipertimbangkan keberadaannya untuk menjadi tujuan wisata. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Kota Yogyakarta dan selalu terjaga kekhasannya membuat para wisatawan lokal maupun mancanegara sering berkunjung ke Kota Budaya ini. Budaya merupakan salah satu aset yang perlu dijaga kelestariannya, dengan adanya pelestarian maka akan terjaga keunikannya. Budaya adalah salah satu penarik di bidang pariwisata, terbukti Pulau Bali menjadi tujuan wisata nomor satu di Indonesia dikarenakan masyarakatnya masih menjaga keasrian alam dan budaya. Potensi yang dimiliki Indonesia baik keindahan alam serta keberagaman budaya sangat menjual bagi dunia kepariwisataan. Adanya moment sejarah yang terjadi di beberapa daerah, memberi peninggalan bersejarah dari perjuangan para pendahulu.
Dunia pariwisata di Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi. Kemampuan pemerintah dalam mengelola daerah yang memiliki potensi sebagai tempat tujuan wisata cukup bagus. Saat ini terbukti dari waktu ke waktu semakin bertambah tempat wisata yang menjadi pilihan. Beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak obyek wisata yang tersebar di berbagai daerah. Letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudera. Indonesia memiliki letak yang sangat strategis bagi wisatawan asing, sehingga aset pariwisata yang dimiliki dapat mudah menarik pengunjung. Lantas iklim Indonesia juga berdampak positif bagi keindahan alam, iklim tropis sangat mendukung untuk tumbuh kembangnya flora di tanah Indonesia. Adanya alam itu memberikan habitat bagi fauna untuk bertahan hidup. Ketersediaan bahan pangan bagi fauna itu sangat mendukung untuk regenerasi fauna di Indonesia khususnya fauna endemik. Seperti Komodo di Pulau Komodo, komodo merupakan salah satu fauna khas yang dimiliki Indonesia.
Faktor selanjutnya adalah latar belakang historis, Indonesia memiliki segudang cerita yang berkenaan tentang perjuangan kemerdekaan, tentang beberapa legenda dan peristiwa sejarah misal: penyebaran agama islam; hindu-budha. Beberapa peristiwa sejarah yang perlu dikenalkan bagi generasi muda agar kedepannya sebagai penerus dapat mengenang serta mengambil manfaat dari adanya pengalaman para pendahulu. Beberapa tempat bersejarah sebagai saksi terjadinya suatu peristiwa sampai saat ini mendapat perhatian baik dari pemerintah. Pemerintah lantas tidak mengkramatkan tempat bersejarah, justru membuka untuk umum agar tempat-tempat bersejarah dikunjungi. Tujuan hal ini agar generasi muda dan masyarakat dapat mengenang jasa para pendahulu serta meneruskan perjuangan yang telah terraih.
Kebudayaan, jika membicarakan budaya di negara kita maka tidak akan habisnya. Kekayaan kesenian, upacara adat dan budaya lokal yang ada di setiap daerah memberikan daya tarik tersendiri di bidang pariwisata Indonesia. Kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia sehingga keunikan dari budaya yang dimiliki setiap daerah pasti ada. Keunikan inilah yang dapat menarik wisatawan, perbedaan antara setiap kebudayaan yang dimiliki suku, ras, agama, dan golongan di Indonesia menjadikan pariwisata Indonesia semakin bervariasi. Kebudayaan menjadi salah satu bagian dari promosi pariwisata karena keunikannya.
Ujung Kulon hingga Irian Jaya terdapat banyak tempat pariwisata yang dapat menarik perhatian bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat mancanegara. Setiap daerah memiliki potensi masing-masing diberbagai bidang, begitu pula dibidang pariwisata. Daerah dapat mengembangkan diri melalui obyek pariwisata yang ada. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi Indonesia yang mempunyai ragam budaya, selain dikenal sebagai kota pelajar, kota pendidikan, Yogyakarta sangat dikenal sebagai kota budaya.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata memberikan beberapa pilihan bagi peminatnya. Obyek wisata yang ada di Yogyakarta pun beraneka macam dari indahnya alam, kunonya bangunan bersejarah, uniknya upacara adat, hingga ramainya pusat perbelanjaan. Alam di Yogyakarta tak kalah pula dengan pantai pasir putih yang ada di Pulau Bali, pantai yang berada di Kabupaten Gunung Kidul dari Krakal, Kukup, Sundak, dan Drini memberikan keindahan alam sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Deretan pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul tak sepi dari pengunjung pula. Tidak seramai di pantai pasir putih di Pulau Bali, dikarenakan akses jalan menuju ke obyek wisata ini memakan waktu yang cukup lama. Pantai Parangtritis yang terletak di Kabupaten Bantul juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk menikmati kerasnya ombak lautan. Keunikan yang ada di Pantai Parangtritis yaitu adanya Upacara Labuhan. Upacara yang diadakan pihak Kraton Yogyakarta di Pantai Parangtritis yang diikuti masyarakat sekitar. Kegiatan ini tak jarang mengundang rasa penasaran bagi para wisatawan. Keunikan budaya ini yang seringkali menarik warganegara asing berkunjung ke Negara Indonesia. Apabila dipikir secara logika, keindahan lautan, alam di negara lain lebih indah dibandingkan di Indonesia. Adanya keunikan budaya yang hanya ada di Indonesia membuat warganegara asing meginjakkan kaki ke negara kita untuk mengetahui bagaimana kebudayaan. Yogyakarta memiliki Kraton, yang dulunya sebagai pusat pemeritahan Yogyakarta. Dulunya sebagai tempat yang sakral sehingga Kraton Yogyakarta tak banyak yang mengetahui apa saja yang terdapat di dalam. Saat ini sudah mengalami perubahan, Kraton Yogyakarta dibuka untuk umum. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan bermacam-macam kesenian dari tari-tarian, kendaraan zaman dulu dan peninggalan fisik. Dalam rangka mengenalkan kepada masyarakat kesenian Jawa kepada masyarakat luas melalui Kraton Yogyakarta, melalui pagelaran wayang dan tari-tarian.
Beralih ke obyek wisata Monumen Jogja Kembali, Monumen yang berada di titik imaginer letaknya pun strategis di Jalan Lingkar Utara, Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sehingga memudahkan akses para wisatawan. Monumen ini memiliki banyak daya tarik, selain tempatnya yang strategis, monumen juga berbentuk unik, harga tiket terjangkau dan memiliki nilai sejarah. Berkenaan dengan nilai sejarah ini, Monumen dapat menumbuhkan kesadaran bagi generasi muda akan keberadaan para pahlawan bangsa. Tidak hanya itu saja, pembentukan karakter bangsa juga menjadi harapan dari keberadaan monumen ini. Keberadaan Monumen Jogja Kembali berdampak pada aspek sosial-ekonomi dan sosial-budaya. Secara budaya sebagai salah satu jalan melestarikan budaya dan mengenalkan sejarah bagi generasi muda. Situs Ratu Boko dan Candi Prambanan memberikan kelengkapan bagi pilihan wisata di Provinsi DIY. Bangunan arsitektur yang memukau, bahkan Candi Prambanan merupakan salah satu bangunan candi tercantik di Indonesia. Adanya legenda dari tempat pariwisata itu memberikan fungsi tersendiri. Legenda yang terdapat bukti fisik akan lebih mudah mengundang ketertarikan bagi pengunjung.
Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Kegiatan yang berbasis pariwisata merupakan salah satu upaya yang dilakukan pihak pemerintah dalam rangka mempromosikan obyek wisata yang belum ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Sesungguhnya berbagi obyek wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi yang luar biasa. Meskipun setiap obyek wisata tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Hal itu sudah sangat wajar, disinilah peranan pemerintah yang memiliki kewenangan untuk memperbaiki struktur pengurus obyek wisata yang bermasalah. Tujuannya agar obyek wisata dapat menunjukan eksistensinya sesuai dengan keunggulan yang ada.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa faktor penarik sebagai daerah tujuan wisata. Pertama, DIY memiliki letak strategis untuk dikunjungi. Bagi yang mempunyai keinginan berkunjung ke DIY dapat menggunakan transportasi berbagai macam. Melalui jalur darat atau udara dapat ditempuh. Ketika wisatawan telah sampai di Yogyakarta dapat menggunakan transportasi beraneka macam dari becak, andong, bus dan transportasi Trans Jogja. Trans Jogja yang tersedia memberikan kenyamanan bagi para wisatawan. Bagaimana tidak dengan busway ini, dapat berkeliling Yogyakarta dengan harga terjangkau. Pemerintah meluncurkan alat transportasi yang satu ini tidak lupa memperhatikan titik-titik obyek wisata. Untuk sampai ke Monumen Jogja Kembali bisa pula menggunakan Trans Jogja, kemudian ke arah selatan dapat berhenti sejenak menikmati gagahnya Tugu Jogja. Tidak hanya itu saja untuk samapi di pusat perbelanjaan yang begitu besar dan terkenal Malioboro pun bisa menggunakan Trans Jogja. Akses yang sangat mudah untuk menjangkau obyek wisata memudahkan obyek wisata yang di Yogyakarta berkembang. Pemerintah harus lebih meningkatkan alat transportasi agar kedepannya obyek pariwisata di Yogyakarta dapat meningkatkan jumlah pengunjung.
Sebagai daerah tujuan wisata Daerah Istimewa Yogyakarta tidak pernah berhenti untuk terus mempromosikan obyek wisata yang berada di Kota budaya ini. Banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah terkait pembangunan tempat-tempat yang berpotensi untuk dijadikan obyek pariwisata. Perhatian yang bagus kepada obyek pariwisata akan memberikan dampak yang positif dalam banyak hal. Pariwisata dari waktu ke waktu dapat menyita perhatian yang luar biasa dari berbagai kalangan. Manusia pada umumnya tidak akan dapat dipisahkan dengan yang namanya dunia wisata, manusia membutuhkan hiburan untuk menyegarkan pikiran. Prospek dalam pariwisata cukup menjanjikan bagi pemasukan negara maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakkan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .
Sejak awal telah disadari bahwa kegiatan pariwisata harus dimanfaatkan dengan baik dalam proses pembangunan. Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja. Sejalan dengan tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan secara menyeluruh, berimbang, bertahap, dan berkesinambungan. Tampak jelas bahwa pembangunan di bidang kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar obyek wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks, mampu menghidupkan sektor-sektor lain meliputi industri-industri seperti industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan, dan transportasi. (Salah Wahab, 1976: 5)
Wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata antara lain didorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau mempelajari daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Selama berada di daerah tujuan wisata, wisatawan pasti berinteraksi dengan masyarakat lokal, bukan saja dengan mereka yang secara langsung melayani kebutuhan wisatawan melainkan juga dengan masyarakat luas. (I Gde Pitana dan Putu G. Gyatri, 2005 : 81)
Dunia pariwisata dengan beberapa aspek kehidupan yang terlibat di dalamnya akan mengakibatkan terjadinya pertemuan dua budaya atau lebih yang berbeda-beda yakni budaya antara para wisatawan dengan budaya masyarakat sekitar obyek wisata. Dua kebudayaan yang berbeda akan saling bersinggungan sehingga memberikan pengaruh yang dapat menimbulkan dampak bagi segala aspek kehidupan masyarakat sekitar obyek wisata.
Pada hakikatnya terdapat empat bidang pokok yang dipengaruhi oleh usaha pengembangan pariwisata, yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup. Dampak positif yang bermanfaat dalam bidang ekonomi yaitu bahwa kegiatan pariwisata mendatangkan pendapatan devisa negara dan terciptanya kesempatan kerja, serta adanya kemungkinan bagi masyarakat di daerah tujuan wisata untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidup mereka. Dampak positif yang lain adalah perkembangan atau kemajuan kebudayaan, terutama pada unsur budaya teknologi dan sistem pengetahuan yang maju. (Nyoman S. Pendit, 1990: 79 - 80)
Potensi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sektor pariwisata khususnya menyangkut obyek wisata turut menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahunnya. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai daerah-daerah wisata yang potensial dan wisata budaya yang telah dikenal baik secara nasional maupun internasional. Pembangunan kepariwisataan harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya melalui usaha-usaha kepariwisataan dari yang kecil, menengah hingga besar. Peranan pemerintah harus lebih diarahkan untuk mendorong peranan pihak swasta dalam usaha menciptakan produk wisata. Berkembangnya peranan swasta akan memajukan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak cukup apabila hanya yang berjalan pihak pemerintah, hal ini dikarenakan minimnya dana untuk mengembangkan potensi yang ada.
Kementrian Budaya dan Pariwisata sudah memiliki empat jurus untuk membangun pariwisata Yogyakarta yaitu promosi lebih keras, anggaran digabung dengan swasta (untuk promosi), menjaga stabilitas keamanan tetap kondusif dan mengajak wartawan ke sejumlah tempat wisata. Hal ini di ungkapkan Menteri Menbudpar Jero Wacik yang saat ini pariwisata Indonesia mengusung tema Wonderful Indonesia. Usaha pemerintah untuk terus mengenalkan daerah tujuan wisata unggulan baru Indonesia misalnya: Sejumlah daerah unggulan wisata baru itu antara lain Sumtera Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Belitung, Batam-Bintan, hampir semua daerah wisata di Pulau Jawa, Bali, Lombok, NTB, Timor dengan Komodonya dan Papua. Untuk Papua, katanya, di sana ada Sentani, Lembah Baliem dan Raja Ampat. Selain itu, juga Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara (Wakatobi). (Dalam: http://www.antaranews.com/berita/1294404946/menbudpar-4-jurus-untuk-wonderful-indonesia. Diunduh pada: 21 Desember 2011; 19:00)
DAFTAR PUSTAKA
I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Nyoman S. Pendit. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradana Paramita.
Salah Wahab. 1976. Manajemen Kepariwisataan Terj. Frans Gromang. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
0 komentar:
Posting Komentar